Sunday, August 30, 2015

GIDI, Fenomena Kristen Zionis Yang Halalkan Segala Cara Agar Mencapai Tujuan

,
aa-Judeo-Christian-cross-and-star-of-david3Eramuslim.com -Tolikara memang wilayah kecil di tengah Papua yang luas, namanya mencuat dikenal dunia gara-gara aksi teror gila yang dilakukan Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) terhadap umat Islam yang tengah menunaikan sholat ied. Inilah kali pertama dalam sejarah Indonesia, ada penyerangan langsung, dengan lemparan batu dan anak panah, kepada penganut agama yang tengah beribadah. Itu yang dikatakan banyak pihak, termasuk Kapolri Jenderal Badrotin Haiti.
GIDI adalah salah satu organisasi perkumpulan gereja-gereja penginjil yang induknya di Amerika dikenal dengan sebutan Gereja Evangelist, sebuah organisasi Kristen Radikal yang menganggap bangsa Israel (Zionis0Israel) sebagai bangsa pilihan Tuhan dan akan menjadi pemimpin umat manusia. Aliran gereja ini sangat yakin jika Yesus Kristus akan datang kembali ke bumi (Maranatha) jika Kuil Sulaiman (Haikal Sulaiman) sudah kembali berdiri di Yerusalem. Gereja aliran ini juga sangat radikal, sehingga terang-terangan menganggap gereja-gereja yang tidak di bawahnya atau tidak bergabung dengannya merupakan gereja sesat.
GIDI dengan aksi teror terhadap Muslim Tolikara merupakan representasi Gereja Evangelist yang baik. Aliran gereja radikal dan ekstrem ini menggunakan segala cara untuk melebarkan pengaruh dan hegemoninya atas nama Yesus. George Walker Bush merupakan contoh yang baik bagaimana mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaannya atas dunia. Ajaran-ajarannya sangat mirip dengan Talmud, kitab sihir Zionis-Israel, yang dianggap lebih suci ketimbang Taurat yang diberikan Allah Swt kepada Musa a.s. Mari kita lihat awal kelahiran gereja Zionis yang sesungguhnya merupakan penungangan kepentingan Yahudi Kabalah terhadap ajaran cinta kasih Yesus, sayang, umatnya sekarang tidak banyak yang memahaminya.

FENOMENA JUDEO CHRISTIAN 

Bush pernah berkata bahwa Amerika merupakan “Land of the Christ”, Tanah Raja. Istilah Christ atau Kristus tidak selalu merujuk pada sosok Yesus. Ordo Kabbalah, isme yang menjadi awal kelahiran Zionisme, malah menganggap Yohanes Pembaptis adalah seorang Kristus, bukan Yesus. Namun bagi pandangan banyak orang, yang dimaksudkan oleh Bush tentu Yesus Kristus.
Dalam pidato, kampanye, dan banyak buku mengenai George W Bush, sosok presiden AS ini digambarkan sebagai seorang Kristiani yang amat taat. Dalam situs whitehouse.org ada artikel bertajuk The Presidential Prayer Squad atau Skuadron Doa Kepresidenan. Mereka adalah George W Bush, Pastor Deacon Fred, Rev. Jerry Falwell, Jesus (!), Brother Harry Hardwick, dan Rev. Bob Jones Jr.  Di halaman sebelah kanan artikel ada sejumlah agama dan ideology yang diberi tanda silang. Dari atas ke bawah adalah: Budhists, Hindus, Shiks, Rastafarians, dan Muslims. Kurang ajarnya, di bagian Muslim itu ada kotak berisi nama Allah dalam bahasa Arab yang diberi tanda silang.
Artikel itu mengisahkan, “Presiden Bush selalu memulai harinya jam sembilan pagi dengan berlutut di atas lantai Oval Office bersama Skuadron Doa Kepresidenannya untuk berdoa dan menghadap tuannya, The Lord Jesus. Ada Rev. Pat Robertson, Dr. Jerry Falwell, Rev. Bob Jones Jr., Pastor Deacon Fred, dan Brother Harry Hardwick…
Presiden Bush dilukiskan sebagai seorang Kristen yang dilahirkan kembali. Dari pemuda yang menyukai minuman keras dan ugal-ugalan menjadi seorang pengikut Yesus yang taat.
Di Masa pemerintahan Bush inilah, kali pertama pidato kenegaraan ditutup dengan doa bersama, hal ini menyiratkan kedekatan antara negara dengan agama, sesuatu yang belum pernah terjadi sejak Amerika Serikat berdiri. Seharusnya, ‘kesalehan’ seorang Bush dan pejabat puncak pemerintahan Amerika dengan agama Kristen mampu menjadikan bumi ini lebih damai, adil, dan indah.
Tapi ironisnya, hal yang terjadi adalah sebaliknya. Tidak seperti presiden-presiden Amerika lainnya yang masih memiliki sedikit pertimbangan dan mengedepankan strategi diplomatik, Bush dan lingkaran elitnya malah mengedepankan pemerintahan gaya koboi, tembak duluan urusan benar atau salah nanti belakangan. Dan gilanya, hal ini mendapat pembenaran atas nama agama yang esensinya selalu mengklaim sebagai agama cinta kasih.
Bagaimana semua ini bisa terjadi? Adakah semua ini bisa ditemukan jawabannya dari apa yang disebut Judeo-Christian atau dalam bahasa yang lebih lugas: Zionis Kristen?
Definisi baku Judeo Christian atau Zionis Kristen mungkin tidak akan bisa kita temukan. Tapi secara hakikat, istilah ini mengacu pada keyakinan dan sikap keagamaan umat Kristen Amerika (dan juga Kristen Eropa serta sebagian besar dunia) yang memandang bahwa Zionisme merupakan hal yang harus didukung secara penuh, tanpa syarat. Harus didukung walau kaum Zionis-Israel membunuhi dan membantai anak-anak tak berdosa.
Sebaliknya, mereka akan merasa berdosa apabila tidak mendukung atau mengecam Zionis-Israel, seakan berdosa kepada Tuhannya.
Ayat-ayat Injil yang sering dijadikan dalil utama bagi kelompok ini adalah Perjanjian Tuhan kepada Abraham. Abraham atau Ibrahim merupakan bapak dari Ismail yang kemudian menjadi generasi Nabi Muhammad SAW dan Ishaq yang menurunkan bangsa Yahudi. Bunyi perjanjian itu yang dimuat dalam kitab Genesis (Kejadian) Injil Perjanjian Lama King James version adalah:
  • “Dan aku akan menjadikan engkau suatu bangsa besar, dan Aku akan memberkati engkau, dan menjadikan nama engkau besar; dan terberkatilah engkau’ (Gen 12:2)
  • “Dan Aku akan memberkati mereka yang memberkati engkau, dan mengutuk mereka yang mengutuk engkau; dan di dalam diri engkaulah semua keluarga dari dunia akan diberkati” (Gen 12: 3).
Inilah ayat-ayat yang dijadikan dalil utama kelompok Zionis-Kristen di dalam sikapnya membela Israel tanpa syarat. Padahal di dalam sejarah penulisan Injil, kita sudah mengetahui bahwa di tahun 325 M dalam Konsili Nicea, ratusan versi Injil yang tidak sejalan dengan Kaisar Konstantin sudah dimusnahkan, dan Kaisar Konstantin hanya memilih empat versi Injil yang sejalan dengan pandangannya.
Empat versi Injil inilah yang kemudian dipakai hingga sekarang, walau begitu di dalam penulisannya pun dari tahun ke tahun selalu mengalami koreksi dan penambahan atau pengurangan di sana-sini, sebab itu sungguh sulit untuk memastikan keaslian sebuah ayat Injil.
Membahas hal ini secara panjang lebar tentu akan mengasyikkan. Namun hal tersebut sesungguhnya bukan dalam konteks apa yang akan disampaikan di serial tulisan di eramuslim ini. Konteks yang ingin dikatakan adalah, bahwa eksistensi Zionis sekarang ini telah mendapatkan dukungan tanpa syarat dari komunitas Kristen dunia sehingga timbul satu kelompok besar yang sekarang kita kenal sebagai kelompok Zionis-Kristen, dengan Amerika Serikat sebagai basis utamanya.
Salah satu tokoh Zionis-Kristen Amerika adalah Pendeta Franklin Graham dari The Southern Baptist Church. Ia merupakan putera keempat pendeta Billy Graham. Franklin Graham pernah mengatakan,
“Tuhan orang Islam itu berbeda dengan Tuhan Kita. Tuhan orang Islam bukan Tuhan Bapa. Tuhan orang Kristen adalah Bapa dari Jesus Kristus. Tuhan mereka bukan Anak-Tuhan seperti iman Kristen atau Judeo-Christian. Dia Tuhan yang lain sama sekali, dan saya percaya Islam adalah agama yang jahat dan busuk. …Qur’an mengajarkan kekerasan, dan ekstremisme Islam merupakan ancaman terbesar yang dapat disepakati oleh siapa saja” (The Washington Post; Graham Speak Out; 9 Agustus 2002.)
Pandangan Graham mewakili pandangan berjuta kaum Zionis-Kristen yang sampai hari ini masih saja melancarkan propaganda sesatnya, meracuni dunia, dengan hal-hal yang sama sekali tidak benar tentang Islam dan umatnya.
Padahal, jika saja mereka mau meluangkan waktu sedikit membuka lembar demi lembar kitab suci Zionis-Yahudi, Talmud, dan mencari ayat-ayat bagaimana sebenarnya sikap kaum Zionis-Yahudi terhadap Yesus dan kekristenan, maka pasti orang-orang Kristen akan berbalik arah dan memusuhi kaum Zionis-Yahudi.
Lihatlah apa kata Talmud terhadap Yesus:
  • “Pada malam kematiannya, Yesus digantung dan empatpuluh hari sebelumnya diumumkan bahwa Yesus akan dirajam (dilempari batu) hingga mati karena ia telah melakukan sihir dan telah membujuk orang untuk melakukan kemusyrikan (pemujaan terhadap berhala)… Dia adalah seorang pemikat, dan oleh karena itu janganlah kalian  mengasihaninya atau pun memaafkan kelakuannya” (Sanhedrin 43a)
  • “Yesus ada di dalam neraka, direbus dalam kotoran (tinja) panas” (Gittin 57a) 
  • “Ummat Kristiani (yang disebut ‘minnim’) dan siapa pun yang menolak Talmud akan dimasukkan ke dalam neraka dan akan dihukum di sana bersama seluruh keturunannya” (Rosh Hashanah 17a).  
  • “Barangsiapa yang membaca Perjanjian Baru tidak akan mendapatkan bagian ‘hari kemudian’ (akhirat), dan Yahudi harus menghancurkan kitab suci umat Kristiani yaitu Perjanjian Baru “ (Shabbath 116a)
Inilah ungkapan hati Talmud yang sesungguhnya tentang Yesus dan umat Kristen. Siapa pun yang mengaku sebagai seorang Kristen, setelah mengetahui ayat-ayat pelecehan dari Talmud kepada Yesus dan agamanya, tetapi masih saja mendukung Zionis-Yahudi, masih saja membantu Israel, masih saja setuju dengan sikap politik Bush yang tanpa reserve terus memback-up Zionis-Israel, maka ia sebenarnya telah ikut-ikutan melecehkan agamanya sendiri. Jika tidak percaya, silakan ambil Talmud dan baca sendiri.(rz)

sumber: http://www.eramuslim.com/berita/nwo-untold/sejarah-rahasia-iluminati-memperalat-kekristenan-jadi-pro-zionisme-71.htm#.VeL1533TnTQ





Read more →

Wednesday, August 5, 2015

DUNIA ISLAM

,

Pusaka Milik Suku Papua Berumur Ratusan Tahun Ternyata Al-Qur’an


Islam telah lama masuk ke bumi Papua sejak ratusan tahun yang lalu, hal ini terbukti dengan masih ada peninggalan-peninggalan ajaran Islam yang dipegang erat-erat oleh suku-suku di Papua sebagai sebuah hukum adat.

Disebuah wilayah antara Sorong dan Papua terdapat sebuah suku di pinggir pantai, kebanyakan di wilayah itu muslimin, namun mereka tak ada lagi yang mengajarkan islam hingga turun temurun, mereka muslim tapi tak tahu agama Islam.

Mereka sudah tidak kenal syahadat, mereka hanya mengenal satu ajaran adat, yaitu tak boleh makan babi, padahal babi adalah santapan yang masyhur di Irian, mereka menganggap itu hukum adat, padahal itu hukum Islam, dan kepala suku mempunyai satu barang yang dikeramatkan, ia adalah sebuah kotak yang menyimpan pusaka turun temurun yang dipegang oleh kepala suku dari generasi ke generasi, mereka tak tahu benda apa itu,

Ketika mulai banyak para nelayan muslimin yang datang, mereka minta sebidang tanah pada kepala suku untuk musholla, maka kepala suku mengizinkan, lalu mereka berkunjung kerumah kepala suku, dalam sambutan hangat itu kepala suku menunjukkan pusaka yang disimpan ratusan tahun dan diwariskan dari datuk datuknya.

Ketika kotak itu dibuka, maka para nelayan Muslim pun kaget dan bertakbir, ternyata isinya adalah Alqur’an yang sudah sangat tua Subhanallah. Mereka ternyata sejak berabad abad sudah muslim, namun karena mungkin tak ada para dai dai pengganti, maka ajaran Islam pun hilang dan tak lagi dikenali, tinggallah pusaka yang diwasiati turun temurun itu yang ada pada mereka, ternyata ia adalah Kitabullah, Alqur’anulkarim.

(alm) Habib Munzir al Musawa di Papua
Maka kepala suku ini pun kembali memeluk Islam, tak lama kabar sampai kepada Koramil dan kecamatan yang camat dan Danramil adalah Nasrani, mereka memanggil kepala suku itu dan mendampratnya habis habisan karena telah memberi sebidang tanah untuk muslimin membangun Musholla.

Kepala suku dipaksa untuk mengusir mereka dan kepala suku tetap pada pendiriannya, maka kepala suku itu ditelanjangi hingga hanya celana dalamnya yg disisakan, lalu ia disiksa dan dicambuki dengan kulit ikan pari, Ikan pari terkenal dengan kulitnya yang penuh duri tajam yang beracun, kepala suku tetap tidak mau merubah keputusannya, ia tetap ingin mempertahankan pusaka Alqur’an dan tak mau mencabut izin untuk pembangunan mushalla. Subhanallah.

*Dikutip dari catatan (alm) Habib Munzir Al-Musawa pimpinan Majelis Rasulullah "Perjalanan Perjalanan Dakwah Majelis Rasulullah ke Wilayah Manokwari Papua, Irian Barat" pada 9 Oktober 2008.
Read more →

DUNIA ISLAM

,

Para Pemimpin Dunia Akan Resmikan Masjid Terbesar Eropa di Moscow


Sebentar lagi akan terjadi peristiwa yang sangat bersejarah di Moskow. Pada tanggal 23 September 2015 mendatang akan dilakukan peresmian masjid terbesar di Eropa. Peresmian, yang dibarengkan dengan perayaan Idul Adha itu, akan dihadiri oleh banyak pemimpin dunia Islam.

Seperti diberitakan media lokal Rusia, undangan peresmian sudah dilayangkan ke beberapa negara seperti Arab Saudi, Turki, Qatar, Irak, Iran, Palestina, Yordania, Kuwait, Kazakhstan, Kirghistan, Azerbaijan, Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, India, Chad, Sudan, Libya, dan sebagainya.

Hingga kini, negara yang menyatakan siap hadir adalah utusan dari Amerika Serikat, India, Chad, Sudan, Libya, dan Irak.

Wakil ketua dewan mufti Rusia, Rushan Abbyasov, mengatakan, “Persitiwa ini bukan hanya bersifat spiritual dan budaya saja. Tapi juga sangat penting dari sisi geografi dan politik. Ini akan membuktikan peran Rusia di dunia Islam. Rusia ingin memperbaiki hubungannya dengan dunia Islam.”

Masjid megah ini akan mempunyai luas 19 ribu meter persegi.

Sumber: dakwatuna.com

Baca juga: Moscow Menjadi Kota Muslim Terbesar di Eropa
Read more →

DUNIA ISLAM

,

Lebih 100.000 warga Inggris memilih menjadi Muslim, rata-rata wanita berusia 27 tahun

Lauren Booth, adik ipar mantan Perdana Menteri Tony Blair, menarik banyak publisitas ketika ia mengumumkan telah menerima agama Islam, 2010.
How 100,000 Britons have chosen to become Muslim... and average convert is 27-year-old white woman

By Jack Doyle for the Daily Mail*

Bagaimana 100.000 warga Inggris memilih menjadi Muslim ... dan rata-rata mualaf adalah wanita kulit putih berusia 27 tahun?

Sekitar 5.200 orang di Inggris mendapat hidayah untuk tahun lalu saja.

Jumlah mualaf Muslim di Inggris telah melampaui 100.000, didorong oleh meningkatnya jumlah wanita kulit putih usia muda yang menerima keyakinan beragama Islam.

Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dalam waktu sepuluh tahun - dengan rata-rata mualaf tersebut adalah kelompok wanita kulit putih berusia 27 tahun yang telah jenuh dengan gaya hidup konsumerisme dan tak bermoral di Inggris.

Jumlah tersebut, terungkap dalam sebuah studi oleh kelompok multi-keyakinan Faith Matters, yang menjadikan negara ini dinyatakan sedang mengalami proses 'Islamisasi'.

Tapi organisasi tersebut meragukan bahwa sebagian besar mualaf melihat agama mereka bisa 'sangat sesuai' dengan kehidupan di Inggris.

Dikatakan: "Para mualaf tidaklah mewakili kelompok menyimpang lainnya yang berkeinginan untuk merusak gaya hidup Barat - ini adalah sekelompok orang normal bersama-sama tunduk dalam aturan agama yang mana mereka, sebagian besarnya, melihat itu sangat sesuai dengan gaya hidup Barat".

Laporan itu perkirakan sekitar 5.200 pria dan wanita telah menerima Islam selama 12 bulan terakhir, termasuk 1.400 di London. Hampir dua pertiga adalah perempuan, lebih dari 70 persen adalah warga kulit putih dan usia rata-rata saat menjadi mualaf pada usia 27.

Pada tahun 2001, diperkirakan ada 60.000 mualaf  Muslim di Inggris. Sejak itu, negara ini menyaksikan meluasnya kekerasan ekstremisme Islam dan alur teror, termasuk pemboman 7 Juli.

Para mualaf yang berlaku teror diantaranya Nicky Reilly, mencoba meledakkan sebuah restoran di Bristol dengan bom paku, pembuat bom sepatu Richard Reid dan pelaku pemboman 7 Juli Germaine Lindsay.

Namun laporan itu mengatakan jumlah mualaf yang terpengaruh hal ekstremisme hanya mewakili 'kelompok yang sangat kecil'.

Survei yang dilakukan oleh Kevin Brice dari Swansea University, meminta pendapat dari para mualaf tentang aspek negatif dari budaya Inggris.

Mereka menyebutkan alkohol dan mabuk-mabukan, sebuah 'kurangnya moralitas dan kebebasan seksual', dan 'konsumerisme tak terkendali'.

Lebih dari satu diantara empat meyakini adanya 'konflik alami' antara pribadi Muslim yang taat dan kehidupan di Inggris. Sembilan dari sepuluh mualaf wanita mengatakan perubahan mereka dari agama telah menyebabkan mereka berpakaian lebih konservatif. Lebih dari setengah mulai mengenakan jilbab dan 5 persen telah memakai burka.

Lebih dari setengahnya juga mengatakan mereka mengalami kendala setelah menjadi mualaf karena sikap negatif di dalam keluarga mereka.


Lyanne Ali: "This is The Real Me"

LYNNE ALI mengakui dia sebelumnya adalah ‘jenis remaja yang gila pesta’. Tapi gaya hidupnya yang riuh menimbulkan perasaan adanya sesuatu yang hilang.

Mantan DJ berusia 31 tahun, berasal dari Dagenham di Essex ini mengatakan: ‘Saya akan pergi keluar dan mabuk-mabukan bersama teman, memakai pakaian ketat dan terbuka serta mengencani para pria’.

‘Saya pikir, dibalik semua ini, saya pasti sedang mencari sesuatu, dan saya merasa 'pencarian itu' tidak terpenuhi oleh minuman dan mabuk-mabukan, gaya hidup hura-hura.’

Dia mengenal kekasihnya, Zahid, saat kuliah, dan memeluk Islam saat berusia 19 tahun. Saat ini dirinya mengenakan hijab, atau niqab saat dia bepergian dan menggambarkannya sebagai sebuah ‘kebebasan’

‘Saya sungguh bersyukur telah menemukan  jalan keluar,’ katanya. ‘Ini adalah diriku yang sebenarnya –
Saya bahagia sholat 5 waktu dan mengambil kelas belajar di masjid. Saya bukan lagi budak masyarakat yang rusak beserta  tuntutannya'.

*Sumber terjemahan dari artikel: http://www.dailymail.co.uk/news/article-1343954/100-000-Islam-converts-living-UK-White-women-keen-embrace-Muslim-faith.html
Read more →