
Eramuslim.com -Tolikara memang wilayah kecil di tengah Papua yang
luas, namanya mencuat dikenal dunia gara-gara aksi teror gila yang
dilakukan Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) terhadap umat Islam yang
tengah menunaikan sholat ied. Inilah kali pertama dalam sejarah
Indonesia, ada penyerangan langsung, dengan lemparan batu dan anak
panah, kepada penganut agama yang tengah beribadah. Itu yang dikatakan
banyak pihak, termasuk Kapolri Jenderal Badrotin Haiti.
GIDI adalah salah satu organisasi perkumpulan gereja-gereja penginjil
yang induknya di Amerika dikenal dengan sebutan Gereja Evangelist,
sebuah organisasi Kristen Radikal yang menganggap bangsa Israel
(Zionis0Israel) sebagai bangsa pilihan Tuhan dan akan menjadi pemimpin
umat manusia. Aliran gereja ini sangat yakin jika Yesus Kristus akan
datang kembali ke bumi (Maranatha) jika Kuil Sulaiman (Haikal Sulaiman)
sudah kembali berdiri di Yerusalem. Gereja aliran ini juga sangat
radikal, sehingga terang-terangan menganggap gereja-gereja yang tidak di
bawahnya atau tidak bergabung dengannya merupakan gereja sesat.
GIDI dengan aksi teror terhadap Muslim Tolikara merupakan
representasi Gereja Evangelist yang baik. Aliran gereja radikal dan
ekstrem ini menggunakan segala cara untuk melebarkan pengaruh dan
hegemoninya atas nama Yesus. George Walker Bush merupakan contoh yang
baik bagaimana mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan
kekuasaannya atas dunia. Ajaran-ajarannya sangat mirip dengan Talmud,
kitab sihir Zionis-Israel, yang dianggap lebih suci ketimbang Taurat
yang diberikan Allah Swt kepada Musa a.s. Mari kita lihat awal kelahiran
gereja Zionis yang sesungguhnya merupakan penungangan kepentingan
Yahudi Kabalah terhadap ajaran cinta kasih Yesus, sayang, umatnya
sekarang tidak banyak yang memahaminya.
FENOMENA JUDEO CHRISTIAN
Bush pernah berkata bahwa Amerika merupakan “
Land of the Christ”, Tanah Raja. Istilah
Christ
atau Kristus tidak selalu merujuk pada sosok Yesus. Ordo Kabbalah, isme
yang menjadi awal kelahiran Zionisme, malah menganggap Yohanes
Pembaptis adalah seorang Kristus, bukan Yesus. Namun bagi pandangan
banyak orang, yang dimaksudkan oleh Bush tentu Yesus Kristus.
Dalam pidato, kampanye, dan banyak buku mengenai George W Bush, sosok
presiden AS ini digambarkan sebagai seorang Kristiani yang amat taat.
Dalam situs
whitehouse.org ada artikel bertajuk
The Presidential Prayer Squad
atau Skuadron Doa Kepresidenan. Mereka adalah George W Bush, Pastor
Deacon Fred, Rev. Jerry Falwell, Jesus (!), Brother Harry Hardwick, dan
Rev. Bob Jones Jr. Di halaman sebelah kanan artikel ada sejumlah agama
dan ideology yang diberi tanda silang. Dari atas ke bawah adalah:
Budhists, Hindus, Shiks, Rastafarians, dan
Muslims. Kurang ajarnya, di bagian Muslim itu ada kotak berisi nama Allah dalam bahasa Arab yang diberi tanda silang.
Artikel itu mengisahkan,
“Presiden Bush selalu memulai harinya
jam sembilan pagi dengan berlutut di atas lantai Oval Office bersama
Skuadron Doa Kepresidenannya untuk berdoa dan menghadap tuannya, The
Lord Jesus. Ada Rev. Pat Robertson, Dr. Jerry Falwell, Rev. Bob Jones
Jr., Pastor Deacon Fred, dan Brother Harry Hardwick…”
Presiden Bush dilukiskan sebagai seorang Kristen yang dilahirkan
kembali. Dari pemuda yang menyukai minuman keras dan ugal-ugalan menjadi
seorang pengikut Yesus yang taat.
Di Masa pemerintahan Bush inilah, kali pertama pidato kenegaraan
ditutup dengan doa bersama, hal ini menyiratkan kedekatan antara negara
dengan agama, sesuatu yang belum pernah terjadi sejak Amerika Serikat
berdiri. Seharusnya, ‘kesalehan’ seorang Bush dan pejabat puncak
pemerintahan Amerika dengan agama Kristen mampu menjadikan bumi ini
lebih damai, adil, dan indah.
Tapi ironisnya, hal yang terjadi adalah sebaliknya. Tidak seperti
presiden-presiden Amerika lainnya yang masih memiliki sedikit
pertimbangan dan mengedepankan strategi diplomatik, Bush dan lingkaran
elitnya malah mengedepankan pemerintahan gaya koboi, tembak duluan
urusan benar atau salah nanti belakangan. Dan gilanya, hal ini mendapat
pembenaran atas nama agama yang esensinya selalu mengklaim sebagai agama
cinta kasih.
Bagaimana semua ini bisa terjadi? Adakah semua ini bisa ditemukan jawabannya dari apa yang disebut
Judeo-Christian atau dalam bahasa yang lebih lugas: Zionis Kristen?
Definisi baku
Judeo Christian atau
Zionis Kristen
mungkin tidak akan bisa kita temukan. Tapi secara hakikat, istilah ini
mengacu pada keyakinan dan sikap keagamaan umat Kristen Amerika (dan
juga Kristen Eropa serta sebagian besar dunia) yang memandang bahwa
Zionisme merupakan hal yang harus didukung secara penuh, tanpa syarat.
Harus didukung walau kaum Zionis-Israel membunuhi dan membantai
anak-anak tak berdosa.
Sebaliknya, mereka akan merasa berdosa apabila tidak mendukung atau mengecam Zionis-Israel, seakan berdosa kepada Tuhannya.
Ayat-ayat Injil yang sering dijadikan dalil utama bagi kelompok ini
adalah Perjanjian Tuhan kepada Abraham. Abraham atau Ibrahim merupakan
bapak dari Ismail yang kemudian menjadi generasi Nabi Muhammad SAW dan
Ishaq yang menurunkan bangsa Yahudi. Bunyi perjanjian itu yang dimuat
dalam kitab
Genesis (Kejadian) Injil Perjanjian Lama
King James version adalah:
- “Dan aku akan menjadikan engkau suatu bangsa besar, dan Aku akan
memberkati engkau, dan menjadikan nama engkau besar; dan terberkatilah
engkau’ (Gen 12:2)
- “Dan Aku akan memberkati mereka yang memberkati engkau, dan
mengutuk mereka yang mengutuk engkau; dan di dalam diri engkaulah semua
keluarga dari dunia akan diberkati” (Gen 12: 3).
Inilah ayat-ayat yang dijadikan dalil utama kelompok Zionis-Kristen
di dalam sikapnya membela Israel tanpa syarat. Padahal di dalam sejarah
penulisan Injil, kita sudah mengetahui bahwa di tahun 325 M dalam
Konsili Nicea, ratusan versi Injil yang tidak sejalan dengan Kaisar
Konstantin sudah dimusnahkan, dan Kaisar Konstantin hanya memilih empat
versi Injil yang sejalan dengan pandangannya.
Empat versi Injil inilah yang kemudian dipakai hingga sekarang, walau
begitu di dalam penulisannya pun dari tahun ke tahun selalu mengalami
koreksi dan penambahan atau pengurangan di sana-sini, sebab itu sungguh
sulit untuk memastikan keaslian sebuah ayat Injil.
Membahas hal ini secara panjang lebar tentu akan mengasyikkan. Namun
hal tersebut sesungguhnya bukan dalam konteks apa yang akan disampaikan
di serial tulisan di eramuslim ini. Konteks yang ingin dikatakan adalah,
bahwa eksistensi Zionis sekarang ini telah mendapatkan dukungan tanpa
syarat dari komunitas Kristen dunia sehingga timbul satu kelompok besar
yang sekarang kita kenal sebagai kelompok Zionis-Kristen, dengan Amerika
Serikat sebagai basis utamanya.
Salah satu tokoh Zionis-Kristen Amerika adalah Pendeta Franklin Graham dari
The Southern Baptist Church. Ia merupakan putera keempat pendeta Billy Graham. Franklin Graham pernah mengatakan,
“Tuhan orang Islam itu berbeda dengan Tuhan Kita. Tuhan orang
Islam bukan Tuhan Bapa. Tuhan orang Kristen adalah Bapa dari Jesus
Kristus. Tuhan mereka bukan Anak-Tuhan seperti iman Kristen atau
Judeo-Christian. Dia Tuhan yang lain sama sekali, dan saya percaya Islam
adalah agama yang jahat dan busuk. …Qur’an mengajarkan kekerasan, dan
ekstremisme Islam merupakan ancaman terbesar yang dapat disepakati oleh
siapa saja” (The Washington Post; Graham Speak Out; 9 Agustus 2002.)
Pandangan Graham mewakili pandangan
berjuta kaum Zionis-Kristen yang sampai hari ini masih saja melancarkan
propaganda sesatnya, meracuni dunia, dengan hal-hal yang sama sekali
tidak benar tentang Islam dan umatnya.
Padahal, jika saja mereka mau meluangkan waktu sedikit membuka lembar
demi lembar kitab suci Zionis-Yahudi, Talmud, dan mencari ayat-ayat
bagaimana sebenarnya sikap kaum Zionis-Yahudi terhadap Yesus dan
kekristenan, maka pasti orang-orang Kristen akan berbalik arah dan
memusuhi kaum Zionis-Yahudi.
Lihatlah apa kata Talmud terhadap Yesus:
- “Pada malam kematiannya, Yesus digantung dan empatpuluh hari
sebelumnya diumumkan bahwa Yesus akan dirajam (dilempari batu) hingga
mati karena ia telah melakukan sihir dan telah membujuk orang untuk
melakukan kemusyrikan (pemujaan terhadap berhala)… Dia adalah seorang
pemikat, dan oleh karena itu janganlah kalian mengasihaninya atau pun
memaafkan kelakuannya” (Sanhedrin 43a)
- “Yesus ada di dalam neraka, direbus dalam kotoran (tinja) panas” (Gittin 57a)
- “Ummat Kristiani (yang disebut ‘minnim’) dan siapa pun yang
menolak Talmud akan dimasukkan ke dalam neraka dan akan dihukum di sana
bersama seluruh keturunannya” (Rosh Hashanah 17a).
- “Barangsiapa yang membaca Perjanjian Baru tidak akan mendapatkan
bagian ‘hari kemudian’ (akhirat), dan Yahudi harus menghancurkan kitab
suci umat Kristiani yaitu Perjanjian Baru “ (Shabbath 116a)
Inilah ungkapan hati Talmud yang sesungguhnya tentang Yesus dan umat
Kristen. Siapa pun yang mengaku sebagai seorang Kristen, setelah
mengetahui ayat-ayat pelecehan dari Talmud kepada Yesus dan agamanya,
tetapi masih saja mendukung Zionis-Yahudi, masih saja membantu Israel,
masih saja setuju dengan sikap politik Bush yang tanpa
reserve terus
memback-up Zionis-Israel,
maka ia sebenarnya telah ikut-ikutan melecehkan agamanya sendiri. Jika
tidak percaya, silakan ambil Talmud dan baca sendiri.(rz)
sumber: http://www.eramuslim.com/berita/nwo-untold/sejarah-rahasia-iluminati-memperalat-kekristenan-jadi-pro-zionisme-71.htm#.VeL1533TnTQ